KANALLAMPUNG.COM — Walikota Bandarlampung Eva Dwiana akan memberikan sanksi tegas kepada para oknum petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan oknum pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) yang melakukan pengeroyokan terhadap warga pada Rabu (1/9/2021) dan Jumat lalu (3/9/2021).
Walikota Eva Dwiana mengaku sangat menyesalkan terjadinya pengeroyokan tersebut. Menurutnya, kasus itu tidak boleh terjadi karena tugas pegawai pemerintah adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
“Saya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Perbuatan mereka tidak bisa dibenarkan. Para pelaku sudah diperiksa Inspektorat. Jika terbukti, mereka akan mendapatkan sanksi,” Eva, Senin, 6 September 2021.
Sebelumnya ramai di media sosial seorang pedagang bernam Muhammad Fadel atau Ahmad (24) dipukuli sejumlah oknum petugas pemadam kebakaran Kota Bandarlampung (pegawai BPBD) di Jalan Kapten Piere Tendean Kelurahan Palapa, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandarlampung pada Rabu, 3 September 2021.
Penganiayaan terjadi saat Ahmad yang lupa mengenakan masker saat seorang Youtuber melintas di sekitar . Ia sudah meminta maaf. Namun, saat Ahmad kembali ke tempat dagangnya untuk berkemas pulang, tiba-tiba puluhan petugas mendatangi, kemudian membawa Ahmad ke kantor. Ahmad mengaku, di kantor itulah ia dipukul di bagian kepala, badan hingga punggung.
Ahmad masih dianiaya lagi di pos. Setelah itu para pengeroyok minta damai tetapi ditolak Ahmad. Ahmad kemudian melaporkan pengeroyokan tersebut ke Polresta Bandarlampung.
Pengeroyokan di Kantor Disdukcapil
Sebelumnya dikabarkan sejumlah oknum pegawai Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bandarlampung mengeroyok Rendi Aditiya (23), di kantor Disdukcapil Bandar Lampung, Rabu (1/9/2021). Warga Lampung Barat itu kemudian melaporkan peristiwa ini ke Polresta Bandarlampung.
Rendi Aditiya dikeroyok saat datang ke kantor Disdukcapil Bandarlampung untuk membetulkan data anggota kartu keluarga terkait kesalahan penulisan gelar. Salah satu petugas meminta agar membawa akta kelahiran.
Saat itu Rendi minta agar data dihapus dan diperbaiki datanya. Cekcok terjadi karena Rendi tidak mau menunjukkan akta keluarga. Keributan bisa dilerai. Namun, kemudian terjadi keributan lagi.
Rendi mengaku saat itulah ia dipegangi petugas, lalu ditarik tubuhnya dan langsung ditidurkan di atas lantai. Ia kemudian menjadi bulan-bulanan puluhan petugas berbaju putih hingga babak belur. Rendi mengalami luka di kepala, kaki, dan punggung.