Dewan Pers, ANTARA, dan AJI Gelar UKW di Bandarlampung

KANALLAMPUNG.COM– Dewan Pers bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Jurnalistik (LPJA) ANTARA dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bagi 54 wartawan, di Hotel Aston, Bandarlampung, Rabu – Kamis (8-9 Mei 2022).

Ke- 49 peserta yang terdiri dari 29 peserta UKW Lembaga Pendidikan Jurnalistik (LPJA) ANTARA dan 19  peserta dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Kegiatan itu dihadiri secara virtual oleh Direktur Keuangan, MSDM dan Umum Perum LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi dan Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers Aswono Wikan.

Sedangkan yang hadir secara langsung memberikan sambutan adalah Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Lampung Ganjar Jationo, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, penguji AJi Budisantoso Budiman, serta para perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu dan Kota Bandarlampung.

Konsep Hybrid

Sementara itu, 19 peserta Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) di Hotel Aston, Bandalampung, Rabu, 8/6/2022. Berlangsung sampai besok, uji kompetensi tersebut menerapkan konsep hybrid, di mana proses uji berbasis digital. Peserta berasal dari anggota AJI Bandarlampung, Palembang, dan Bengkulu.

Belasan jurnalis yang menjalani UKJ itu terbagi dalam tiga jenjang. Perinciannya, empat anggota AJI mengikuti UKJ untuk jenjang utama, dua jurnalis jenjang madya, dan 13 jurnalis jenjang muda. Selain Lampung, peserta UKJ berasal dari Palembang dan Bengkulu.

UKJ di Bandar Lampung dibuka langsung oleh Asmono Wikan, Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers. Dalam sambutannya, Asmono mengatakan bahwa Dewan Pers banyak menerima pengaduan terkait persoalan pers. Rerata kasus seputar pelanggaran hukum dan etik jurnalistik.

“Maka dari itu, pelaksanaan uji kompetensi menjadi penting untuk meminimalkan pelanggaran-pelanggaran tersebut,” kata Asmono saat menyampaikan sambutan secara virtual.

Hal lainnya, penting bagi jurnalis mengedepankan akurasi dalam menghasilkan produk jurnalistik. Dengan demikian, berita yang menjadi konsumsi publik bisa dipertanggungjawabkan.

Selain itu, Asmono mengingatkan perusahaan pers agar tak hanya memikirkan bisnis. Menurutnya, penting bagi perusahaan menjalankan fungsi pers sebagai wahana informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

“Sehingga, ada keseimbangan, tetap menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas sekaligus bisnis yang baik,” ujar Asmono.

Mas Alina